Sori dori mori, Jombloyers tercinta. Judul diatas bukan bermaksud menjadikan Anda sekalian sebagai obyek penderita ataupun tokoh teraniaya bak peran-peran Mpok Nikita Willy di sinetron RCTI. Justru daku sangat bersimpati atas kemalangan nasib Anda sebagai fakir asmara.
Apalagi di media sosial, para jomblo sering di bully dan diperlakukan tidak adil. Banyak postingan bernada sarkastik yang bikin para jomblo tak berkutik. Mereka dianggap sial tujuh turunan, tujuh belokan, dan tujuh tikungan. Padahal emang iya sih...eh maksud saya padahal tidaklah seperti itu. Para jomblo tetaplah makhluk Tuhan yang layak dipanjatkan doa(dan dimandikan kembang 7 rupa!) agar cepat menemukan belahan jiwa.
Hei kalian yang pada punya pacar, cobalah ingat jasa-jasa para jomblo. Kalo kalian berantem sama pacar, kemana larinya? Sama siapa curhatnya? Pasti sama temen kalian yang masih jomblo, kan? Akui aja! Untuk itulah, postingan ini saya dedikasikan untuk para Jojoba alias Jomblo-Jomblo Bahagia, dimanapun Anda berada. Ingat pepatah, " menjadi jomblo bukan berarti tidak ada yang naksir melainkan memang tidak laku". Sekian.
Eh, belum tamat, ding. Wong saya belum curcol soal kejadian kemaren-kemaren. Lantas buat apa saya nulis di blog ini? Dih..., suka-suka saya lah. Ini kan blog saya sendiri. Mau nulis, mau koprol, mau kayang, mau kejang-kejang, itu hak prerogatif saya!
Eniwei, hari Sabtu kemaren, tumben-tumbenan saya diajak refreshing gratisan. Bahkan tidak diperkenankan menyumbang gocap sekalipun. Ya iyalah, kan acara kantor! Mungkin karena mendapat arahan Dewa Naga, kantor tempat saya mencari sesuap mie pangsit, menghelat acara refreshing dua hari satu malam dengan mencomot judul "Trip To Malang". Destinasinya : Gunung Bromo - Taman Safari Prigen - Tanggulangin. Lumayan, daripada ngejogrok mulu di lapangan depan rumah buat nunggu wangsit, mending ngademin kepala ke tempat sejuk. Tareeeek.
Sabtu siang tepat jam 12.00, sesuai rundown acara, peserta piknik diminta berkumpul di lapangan kantor. Duile, sadis amat panas-panas dijemur. Ogut datang diantar abang becak yang seksi dan aduhai. Ya maklum, Sob..., nasib LDR ama belahan jiwa. Kagak ada yang standby 24 jam buat mengantarkan jiwa ini mengembara. Untung para fans militan (alias tukang becak ama tukang ojek) selalu setia setiap saat jika jiwa ini memanggil. Ibarat kata kang Ariel 'Noah'," karena separuh akuuuuuu....dirimuuuuu, Bang becak".
Dari 23 karyawan, yang bisa ikutan piknik hanya 18 orang. Walhasil bus jadi longgar, seat nya banyak yang kosong. Cocok untuk para penidur nusantara, termasuk saya. Bebas ngibasin kaki kemanapun. Ihihihik.
Kondisi bus yang masih kondusif, belum terjadi huru-hara |
Saya kagum dengan bakat alam ini. Bisa tertidur dimanapun. bahkan baru 10 menit perjalanan. Brilian! |
Rombongan dijadwalkan menginap di Hotel Suka Permai, Probolinggo. Perjalanan dari kantor sampai ke Probolinggo memakan waktu 7 jam, sodare-sodare. Kebayang dong tingkat ketebalan pantat yang menurun secara signifikan. Peserta piknik banyak yang unjuk kebolehan di bidang tarik kolor eh tarik suara selama perjalanan. Alias karaoke gila-gilaan. Sebodo mau fals kek atau pitch kontrolnya kemana-mana, yang penting hepi sana-sini. Pada jago loooh rombongan eike. Mulai dari lagu-lagunya Noah, Wali, The Virgin, Koes Plus, Panbers, sampai Sagita Asolole...sukses membuat telinga pendengarnya bernanah. Hihihi.
Sampai di hotel sih udah jam 10 malam. Haduh, kulit udah lengket kaya kena pelet. Bawaannya pengen buru-buru cibang-cibung. Setelah pembagian kunci kamar (alhamdulillah, gue sekamar ama Jonas Rivanno!), langsung deh buru-buru capcuss masuk ke peraduan. Bujug, dapat room di lantai dua. Kudu ngos-ngosan bawa koper dulu sebelum nyusruk kasur nih. Eh cint, temen sekamar ogut, mpok Yustin namanya, canggih bener deh. Begitu masuk kamar, langsung inspeksi. Dan...astaga..., doi dengan semangat menyala-nyala....bela-belain menguras bak mandi! Aduuuh...jadi makin cinta deh eike. Ngiiiik.
Setelah dirundung nestapa karena sang mendung menggagalkan niat suci kami yang bernafsu melihat keelokan matahari muncul dari timur,rombongan nasdem (panas demam) segera melanjutkan destinasi wisata berikutnya. Yakni Lautan Pasir Bromo dan Puncak Kawah Bromo.
Kalau ingin menikmati keindahan kawah yang berpadu sempurna dengan pemandangan Gunung Batok, wisatawan harus berjalan di atas lautan pasir sejauh 1 kilometer. Suhu udara cukup menggetarkan jiwa, mencapai 5 derajat celcius. Bbrrrrrr *pake gaya imut Afika*. Di hamparan pasir terdapat Pura Poten yang hingga kini masih difungsikan oleh Suku Tengger untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Sebagai artis papan penggilesan, daku jelas menolak dengan geolan asoy jika disuruh jalan 1 km menuju puncak kawah Bromo. Kaki eike yang eksotis ini bisa gempor, Sob. Jadi mendingan naik kuda lumping eh kuda jantan ajah.
Cieee...kuda ogut seksi lho. Mana gagah dan mantap, lagi. Waktu kutanyakan pada mas joki mengenai nama tu kuda, doi senyum pasrah dan menjawab jujur bahwa kuda nya belum punya nama. Langsung detik itu juga, kuda yang saya tunggangi resmi menyandang nama, "Keenan". Nama tokoh cowok favorit saya di novel dan film 'Perahu Kertas'. Good job!
Sehari setelah naik kuda, paha dan betis eike pegal semua huhuhu |
Tangga menuju puncak Kawah Bromo
Background Gunung Batok yang mempesona |
Salah satu kawah yang tertangkap kamera wartawan impotemen |
Pura Poten dilihat dari Puncak Kawah Bromo |
Bagi wisatawan yang mendadak dehidrasi, kelelahan, kedinginan, dan ingin memamah biak (hush!), jangan kuatir. Di puncak tersedia beberapa penjual mie rebus instan, teh panas, kopi, wedang jahe, hingga cemilan-cemilan lainnya. Wah, menolong banget deh pokoknya. Apalagi bagi pemelihara anaconda di usus kaya saya. Dijamin betah ngejogrok maem Pop Mie sambil menikmati udara yang dingin-dingin manja.
Biarkan yang lain ngos-ngosan, yang penting daku duduk manis disini |
Dan beginilah kerusuhan yang terjadi...
Yang mana fotografer, yang mana model?? *garuk-garuk* |
Reza Rahadian...tunggu akuuuuuu
Just set me free! |
Pertahankan cantikmu, Bromo |
Huuuuf...walaupun ini bukan trip ke Bromo yang pertama kali, namun selalu ada sensasi tersendiri tiap kembali kesana. Udara sejuknya yang ngangenin, pemandangannya yang menghipnotis, dan keramahan masyarakatnya yang menghangatkan. Ga heran, saya dan mungkin siapa saja yang pernah ke Bromo pasti ketagihan ingin mengulang momen indah itu.
Okay, Jombloyers tersayang, gimana...udah dapat pencerahan dari sebagian cerita saya diatas? Untuk kalian yang jomblo, cobalah sesekali ke Bromo. Siapa tau dapat gebetan disana. Ya minimal kalo di sana masih susah juga nemuin belahan jiwa, kan bisa latihan pedekate sama...kuda!
Eh, asal tau aja, jinakin kuda lebih susye daripada jinakin pacar. Ga percaya..., sok atuh dicoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar