Sosok Dewi Lestari yang akrab dikenal sebagai Dee, bukanlah the real alien bagiku. Sejak jaman abegeh labil alias masa-masa SMA, lagu-lagu trio RSD (Rida-Sita-Dewi) udah jadi request wajibku ke penyiar radio favorit (keliatan banget ya, eike lair taon berapa.Hohoho). Bahkan sampai saat ini pun, lagu-lagu mereka, seperti 'Datanglah', 'Antara Kita', Kepadamu,' Kusadari', dll, masih stay dengan manisnya di playlist henpon ogut. Oh..., jadi inget kisah cintaku yang bertepuk sebelah tangan ama tukang bakso guru Fisika. Saking kagumnya pada beliau, daku bela-belain duduk di bangku paling depan demi melototin kumisnya yang merekah indah...ah, andai tak kuingat nilai 5 yang bertengger sadis di lembar jawaban ujianku, tentu cinta ini masih hangat membara.
Kini, hadirnya Dee kembali menyeruak di salah satu ruang hatiku. Sepotong hati yang sengaja kusisihkan untuk menyimpan nama-nama mereka yang sukses membuatku terkagum-kagum baik karena performa-nya (a.k.a kegantengannya) atau karena karyanya. Dee, melalui buku maupun novelnya yang sangat fenomenal dan jaminan best-seller, pun bersanding dengan para idola jadulku, sebut saja David Beckham, Kahitna, Panji Trihadmodjo, dan Kiwil Dian Sastro. Aku menyadari bahwa starting ku untuk larut dalam keindahan pulasan kata sarat imajinasi brilian ramuan Dewi 'Dee' Lestari sangatlah terlambat! Tetralogi Supernova; Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh (KPBJ), Akar, Petir, dan Partikel, baru kukenal pada tanggal 18 April 2012. Padahal Dee mulai memproduksi Supernova yang pertama (KPBJ) pada tahun 2001. OMG, sebelas tahun aku baru terbangun?! Demi menebus dosa sekaligus menuntaskan rasa penasaran akibat 'kehebohan' time line teman-teman follower akun @deelestari pasca launching novel Partikel pada 13 April lalu, aku akhirnya membeli satu paket Supernova.
Sebuah pertanyaan membuncah pasca tenggelam dalam tetralogi racikan Dee yang mampu membuat keningku berkerut karena berpikir ekstra demi menaklukkan diksi dan makna didalamnya. "Sebenernya, otak Dee ini terbuat dari apa sih?." Misalnya saja, Partikel. Wanita cantik ini mampu mengolah novel setebal 500 halaman dengan berbagai topik kontemporer dan refleksi makna hidup yang indah untuk dicerna. Telaah etnobotani, mikologi, fotografi, UFO, hingga isu orang utan dan konservasi hutan berpadu sinergis dalam Partikel. Benar-benar mencerminkan kecerdasan intelektual penulisnya. Tak heran jika Dee rela tenggelam dalam riset berbulan-bulan bahkan dalam hitungan tahun demi kesempurnaan karyanya.
Intim dengan Supernova justru semakin membiusku untuk berburu karya-karya Dee lainnya. Perahu Kertas, Rectoverso, Madre, dan Filosofi Kopi seakan menjadi candu yang membuatku ketagihan hingga sakaw berkepanjangan!
Buku karya Dee yang kukebut selama satu bulan, April hingga Mei
Everything really does happen for a reason. Starting-ku yang terlambat (dalam konteks get in touch dengan karya-karya Dee) justru merupakan timing yang tepat. Ditengah kondisiku yang sedang jatuh hati, aku dikejutkan dengan informasi dari @bentangpustaka mengenai diadakannya acara book signing Partikel oleh Dewi 'Dee' Lestari di Togamas Affandi, Jogjakarta, pada hari Jumat, 18 Mei 2012, jam 18.00 - 19.00 wib. Sungguh, kalo boleh menganut paham lebayatun, aku merasa inilah 'skenario' indah yang dirancang Tuhan untukku. Gimana enggak? Tanggal tersebut bertepatan dengan agenda cuti bersama dimana nyokap dan adik-adikku dipastikan libur. Bokap, yang sampai saat ini selalu setia mengantarkanku kemanapun, kebetulan lagi kosong jadwal gaul-nya (uhuk). So, hari Jumat jam 10 pagi aku cabut ke Jogja bersama pasukan penggembira, bokap, nyokap, dan dua adikku. Lagi-lagi suami tercinta batal gabung karena tugas kantor yang urgent. Uugh!
Kami transit di rumah saudara di daerah Condong Catur, Sleman, yang letaknya sekitar 1,5 kilometer dari lokasi book signing. Bokap dan nyokap memutuskan istirahat disana, sehingga hanya aku dan dua adikku yang berangkat ke Togamas. Dan saudara-saudara, kami tiba dua jam lebih awal dari jadwal book signing! Walhasil, untuk membunuh waktu, kami sepakat rehat di Djendelo Tanah Airkoe Kafe yang terletak di lantai II toko buku Togamas.
Kami transit di rumah saudara di daerah Condong Catur, Sleman, yang letaknya sekitar 1,5 kilometer dari lokasi book signing. Bokap dan nyokap memutuskan istirahat disana, sehingga hanya aku dan dua adikku yang berangkat ke Togamas. Dan saudara-saudara, kami tiba dua jam lebih awal dari jadwal book signing! Walhasil, untuk membunuh waktu, kami sepakat rehat di Djendelo Tanah Airkoe Kafe yang terletak di lantai II toko buku Togamas.
Kasian Oom, udah dua hari belum makan...
My brother, sang driver dadakan
Yang ini sebagai pemain cadangan saat aku pingsan :p
Pada saat acara book signing akan dimulai, sambil menunggu kehadiran Dee, panitia dari Bentang Pustaka ngadain semacam kuis berhadiah. Sebagai sosok MOR (Manusia Ogah Rugi), jelas aku ga mau melewatkan kesempatan ini. Ibarat jaelangkung, datang tak diundang, pulang wajib bawa hadiah dari penerbit Bentang! Emsi nya sih cuma nyuruh angkat tangan bagi peserta yang pengen dapat hadiah. Tapi, ia harus siap menerima syarat yang diberikan. Dan eike dengan malu-maluinnya spontan angkat jempol dan goyaaaaaang! Ga laah. Eike angkat tangan dan maju kedepan. Ternyata syarat untuk dapat doorprize cukup gampang. Ogut cuma diminta untuk bacain paragraf yang paling berkesan di Partikel. So that easy! *melintirkumis*
Yak anak-anak, siapa yang mau dibacain ramalan jodoh dan kondisi keuangan????
Yippiee.., thank you buat hadiah kuisnya ya kakak2 semuaaaa *kisskiss*
Jreng..jreeeng..jreeeeng...dan tepat pukul 6 petang, yang ditunggu-tunggu datang juga. Here is she, the fabulous author, Dewi 'Dee' Lestari! Aaaaaaaaa...*nganga imut*
Make up Dee yang segar dan natural membuat auranya semakin bersinar
Speechless liat sang Supernova yang aslinya cantiiiik banget
Akhirnya..., it is too good to be true. Thanks God!
Sebagai peserta yang (menurutku) cukup beruntung berada di antrian pertama, tentu aku ga cukup puas gitu aja donk (naluri serakah! qiqiqiks). Berhubung panitia membuat peraturan bahwa book signing selain Partikel harus menunggu antrian sesi berikutnya, tanpa malu-malu kuperdaya kukerahkan dua adikku untuk ikut mengantre. Kebetulan aku masih punya Madre dan Filosofi Kopi yang belum ditandatangani oleh penulisnya.
suasana antrean sesi kedua
Suka cita calon korban yang ga sadar kena tipu muslihat. Sungguh malang nasibmu, Nak...
yaya n dee
Ciee..cieeee
Uhuuuy...senangnya bisa ikutan book signing di Jogja. Lebih seneng lagi karena ternyata kampuang halamanku, Semarang, masuk dalam agenda book signing berikutnya. Pengen ikut lagiiiiiii!
halo andiena, salam kenal...
BalasHapuskamu ngefans bgt ya sama Dee??
gilak itu bukunya kamu makan apa kamu baca tu, sebulan baca segitu banyaknya. haha
(blogmu ada dua?? bingung mau komen dimana -____-)
halo andiena, salam kenal...
BalasHapuskamu ngefans bgt ya sama Dee??
gilak itu bukunya kamu makan apa kamu baca tu, sebulan baca segitu banyaknya. haha
(blogmu ada dua?? bingung mau komen dimana -____-)
Blog ku cuma satu ini mas Reza..(eh, panggilnya Reza apa Upil nih? hihihi). Kok bs ada dua ya? Maklum mas, eike kan masih amatiran hahaha. Gimana hari ini, udah wangi kan? Embeeeeek :p
BalasHapusiya e ternyata cuma satu, aku udah terlanjur komen 2 kali. wkwkwk (boros bgt emang, seboros muka orangnya)
BalasHapuswess.. keep posting yaa, tulisanmu bagus kok, konyol. hahak..
siapa tau dilirik sama Dee..... jadi tukang cuci piring.
oh iya panggil aja Kupil. g usah pake mas.^^
Tukang cuci piring masa bahenol gini? Lebih bagus jadi tukang pijit donk! Thank you Kupiiiillllll ^^
BalasHapusJadi pengen beli bukunya Dee, ngeriviewnya keren bgt euy. Jd pengen pinter nulis jg nih gw.
BalasHapusHaloooo Fendry, makasih udah mampir dimari ya. Salam kenal!! ikutan book signing jg kemaren?
BalasHapusWaduuh..pujiannya bikin jantungku mpot2an. Aku masih baruuuu banget nulis blog. Ibarat bayi, baru selesai diangkat dari rahim. hehehehe..., thank you Fendry ^^
Mbak, kemarin aku juga ikutan booksigning-nya Dee.. Yang di Gramedia Pandanaran Semarang, :)
BalasHapusBtw, komplitt bangett review-nya, :)
Wuaaa... aku malah gagal dapet ijin buat ke Semarang mbak. Padahal pengeeen. Aku intip review di blog nya mb yaya yuaaaa ^^
BalasHapuskaaaak, madre itu novel apa cerpen yaa?
BalasHapusKalo Madre (buku-nya) masuk ke novelet kak, berisi kumpulan cerpen dan puisi. :)
BalasHapusassalamu 'alaikum :)
BalasHapuswah keknya kita sama kak -.-
aku baru kenal ada penulis yg pinter nyusun kata sebegitu ajaibnya di tahun ini, setelah puluhan(bahkan mungkin ratusan) karya2nya dari thn 2001.. aku jg baru baca kumpulan cerpennya yg di Filosopi Kopi dan Madre.. Keren *.*
Wa'alaikum salam,
BalasHapusMakasih udah mampir di sini. Wah..berarti sekarang koleksi novel-novel Dee Lestari punya mas Sigit, udah lengkap dong hehehe