28 Mei 2013

Kampanye Tawa & Bedah Novel “3 Anak Badung” Bersama Boim Lebon


book signing "3 Anak Badung"

Apa jadinya jika seorang penulis novel dan serial bergenre humor diundang untuk promo sekaligus didaulat sebagai narasumber? Gokil dan pecah! Panggung minimalis yang telah di-setting untuk acara bedah novel nyaris ambruk saking harus menahan goncangan maha hebat yang dicurigai bersumber dari para peserta yang tidak dapat menahan tawa. Untung panitia begitu sigap dan well prepared. Panggung dipilih yang bermaterial semen (alias lesehan di ubin) bukan dari kertas karton, sehingga aman dikonsumsi untuk balita eh maksud saya aman dan nyaman untuk semua peserta juga para pembicara.


di awal acara, peserta masih malu-malu sendu





perwakilan penerbit Indiva



Bang Bo dan moderator


Boim Lebon memang bukan nama yang asing. Karya-karyanya begitu cetar jleb-jleb marijleb baik di dunia nyata, dunia maya, maupun dunia ghoib. Mulai dari seri best seller Lupus Kecil, Lupus ABG, Sexy Sixx, Kisah Dunia Hantu (karya duet dengan Hilman Hariwijaya), hingga project solo seperti Gangway dan 3 Anak Badung. Judul yang terakhir adalah karya ter-gres yang rencananya akan diangkat menjadi serial TV.  Tak hanya sukses sebagai penulis, Bang Bo (eh, disapa gitu enak juga yak?) juga  demen malang melintang di dunia perdukunan pertelevisian nasional , ngakunya sih dipercaya sebagai produser dan drama head writer. Tapi ga tau juga sih kalau ternyata Bang Bo di sana cukup puas sebagai tukang lap kamera. Hihihi...

ga usah memelas gitu lah, bang..., cicilan motor pan udah lunas

Berhasil meracuni peserta bedah novel dengan materi-materi keren sekaligus kocak pada hari Minggu (26/5) di Togamas Solo, sehari sebelumnya, Bang Bo ternyata sudah berada di Semarang. Beliau dengan khilaf didaulat sebagai pembicara dalam Videografi Workshop. Dari hasil kepo di twitter, acara di Semarang sukses tanpa kena varises  Aih.., Bang Bo kereeen!

Waktu yang bergulir selama 2,5 jam saat bedah novel “3 Anak Badung” terasa begitu singkat dan cepat. Acara yang dimoderatori oleh Asri (penulis “Buanglah Pacar Pada Tempatnya”) dan juga menghadirkan bintang tamu Diah Cimut (penulis novel anak-anak), seolah-olah hanya berlangsung 150 menit saja, pemirsa. Luar biasa.




"Gantengan mana, gue atau Dude?"

Saat pertama kali mata indah ini mengamati wajah dan penampakannya, ternyata sosok penulis yang bernama asli Sudiyanto ini ‘pandai’ mengecoh lawan bicara. Sosoknya yang seolah kalem, inosen, lugu, dan dikaruniai tatapan mata sayu (persis penampakan wajah para PNS saat menghadapi tanggal tua) ternyata aslinya ramah tamah dan murah meriah. Maksudnya, murah senyum (percayalah, ini modus!) dan ga pelit bagi-bagi doorprize hasil sumbangan panitia. Hehehe..




Diah Cimut ditantang adu peran ama Bang Bo


All I say, acara kemarin terhitung sukses. Banyak ilmu yang diperoleh. Eits, belum berhenti sampai disitu. Panitia juga membagikan doorprize dan  voucher diskon belanja buku` sebesar 25% ke semua peserta. Senangnyaaa...

doorprize buku yang judulnya bikin melting ...tsaah


penampakan sang voucher idaman mertua

inilah buku  hasil barter dengan voucher
(walau secara genre kagak nyambung , tapi tetap mesra seia sekata, yak?)


Meski penyampaiannya kocak dan full jokes, namun tetap saja terselip worthy tips bagi peserta. Bang Bo bagi-bagi jurus mulai dari bagaimana menyiasati ide yang mampet saat menulis (makanya rajin-rajin bersihin selokan), strategi memotivasi anak-anak agar cinta membaca, hingga rahasia menjadi penulis bergenre humor yang digandrungi pembaca. 

Oh iya, sedikit kritik untuk panitia, saat menghadirkan penulis senior untuk bedah novel/ bedah buku, sebaiknya lebih selektif memilih ‘bintang tamu’ pendamping. Bukan mengkerdilkan eksistensi penulis lainnya, namun apabila tidak terkonsep matang, tentu acara yang sebenarnya extraordinary  bisa-bisa berubah jadi basi. Dalam membangun ambience dan merespon audiens Diah Cimut, terlihat kurang nge-blend dengan konsep ‘kampanye tawa’ yang diusung panitia.Padahal secara kualitas, Diah sudah sangat berpengalaman sebagai penulis dan editor. 

Mungkin karena sifatnya spontan,  sesi kedua yang digawangi Diah jatuhnya garing dan esensinya kurang mengena. Boim Lebon yang sudah matang  dan profesional, mungkin cukup didampingi moderator saja sehingga durasi tidak terbuang sia-sia. Sangat disayangkan, karena keterbatasan waktu, pada sesi tanya jawab banyak peserta yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya. Padahal antusiasme yang tercipta sudah sangat luar biasa. Akan lain ceritanya jika panitia lebih jeli mengoptimalisasi materi.

Well, sukses untuk Togamas dan penerbit Indiva! Ditunggu acara-acara kece berikutnya. Kiss...kiss..
saking banyaknya kamera impocemen, jadi bingung mau fokus ke yang mana  :p




















2 komentar:

  1. iiih, laporannya mantap surantap! gak nyangka, ternyata Andiena yang pas ketemu kelihatan pendiem, di sini jadi lincah banget kayak penari balet dapat voucher gratis masuk jalan tol seumur idup! hehe, sukses selalu Andiena, insya allah kita jumpa lagi ...

    BalasHapus
  2. Waduuuh...kaget bin surprise deh, ternyata bang Boim mampir dimari. Ternyata modus kita sama, ya Bang. Seoalh-olah pendiem padahal aslinya hasil kloning petasan rawit. Ahahahahy.

    Makasih untuk ilmunya, Bang. Maturnuwun sudah mengunjungi blog acakadut ini. Sukses terus buat Bang Boim Lebon. Amin..:)

    BalasHapus