book signing "3 Anak Badung" |
Apa jadinya jika seorang penulis
novel dan serial bergenre humor diundang untuk promo sekaligus didaulat sebagai
narasumber? Gokil dan pecah! Panggung minimalis yang telah di-setting untuk acara bedah novel nyaris
ambruk saking harus menahan goncangan maha hebat yang dicurigai bersumber dari
para peserta yang tidak dapat menahan tawa. Untung panitia begitu sigap dan well prepared. Panggung dipilih yang
bermaterial semen (alias lesehan di ubin) bukan dari kertas karton, sehingga
aman dikonsumsi untuk balita eh maksud saya aman dan nyaman untuk semua peserta
juga para pembicara.
Boim Lebon memang bukan nama yang asing. Karya-karyanya begitu
cetar jleb-jleb marijleb baik di dunia nyata, dunia maya, maupun dunia ghoib. Mulai
dari seri best seller Lupus Kecil, Lupus ABG, Sexy
Sixx, Kisah Dunia Hantu (karya duet dengan Hilman Hariwijaya), hingga
project solo seperti Gangway dan 3 Anak Badung. Judul yang
terakhir adalah karya ter-gres yang rencananya akan diangkat menjadi serial TV. Tak hanya sukses sebagai penulis, Bang Bo
(eh, disapa gitu enak juga yak?) juga
demen malang melintang di dunia perdukunan pertelevisian nasional
, ngakunya sih dipercaya sebagai produser dan drama head writer. Tapi ga tau juga sih kalau ternyata Bang Bo di
sana cukup puas sebagai tukang lap kamera. Hihihi...
Berhasil meracuni peserta bedah
novel dengan materi-materi keren sekaligus kocak pada hari Minggu (26/5) di
Togamas Solo, sehari sebelumnya, Bang Bo ternyata sudah berada di Semarang.
Beliau dengan khilaf didaulat sebagai pembicara dalam Videografi Workshop. Dari
hasil kepo di twitter, acara di Semarang sukses tanpa kena varises Aih.., Bang Bo kereeen!
Waktu yang bergulir selama 2,5 jam saat bedah novel “3 Anak
Badung” terasa begitu singkat dan cepat. Acara yang dimoderatori oleh Asri
(penulis “Buanglah Pacar Pada Tempatnya”)
dan juga menghadirkan bintang tamu Diah Cimut (penulis novel anak-anak), seolah-olah
hanya berlangsung 150 menit saja, pemirsa. Luar biasa.
Saat pertama kali mata indah ini
mengamati wajah dan penampakannya, ternyata sosok penulis yang bernama asli Sudiyanto ini ‘pandai’ mengecoh lawan bicara.
Sosoknya yang seolah kalem, inosen, lugu, dan dikaruniai tatapan mata sayu (persis
penampakan wajah para PNS saat menghadapi tanggal tua) ternyata aslinya ramah
tamah dan murah meriah. Maksudnya, murah senyum (percayalah, ini modus!) dan ga
pelit bagi-bagi doorprize hasil sumbangan panitia. Hehehe..
doorprize buku yang judulnya bikin melting ...tsaah |
penampakan sang voucher idaman mertua |
inilah buku hasil barter dengan voucher (walau secara genre kagak nyambung , tapi tetap mesra seia sekata, yak?) |
Meski penyampaiannya kocak dan full jokes, namun tetap saja terselip worthy tips bagi peserta. Bang Bo bagi-bagi jurus mulai dari bagaimana menyiasati ide yang mampet saat menulis (makanya
rajin-rajin bersihin selokan), strategi memotivasi anak-anak agar cinta
membaca, hingga rahasia menjadi penulis bergenre humor yang digandrungi
pembaca.
Oh iya, sedikit kritik untuk panitia, saat menghadirkan penulis senior
untuk bedah novel/ bedah buku, sebaiknya lebih selektif memilih ‘bintang tamu’
pendamping. Bukan mengkerdilkan eksistensi penulis lainnya, namun apabila tidak
terkonsep matang, tentu acara yang sebenarnya extraordinary bisa-bisa
berubah jadi basi. Dalam membangun ambience dan merespon audiens Diah Cimut, terlihat kurang nge-blend dengan konsep ‘kampanye tawa’ yang
diusung panitia.Padahal secara kualitas, Diah sudah sangat berpengalaman sebagai penulis dan editor.
Mungkin karena sifatnya spontan, sesi kedua yang
digawangi Diah jatuhnya garing dan esensinya kurang mengena. Boim Lebon yang sudah matang dan profesional, mungkin cukup didampingi moderator saja sehingga durasi tidak terbuang sia-sia. Sangat
disayangkan, karena keterbatasan waktu, pada sesi tanya jawab banyak peserta
yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya. Padahal antusiasme yang
tercipta sudah sangat luar biasa. Akan lain ceritanya jika panitia lebih jeli
mengoptimalisasi materi.
Well, sukses untuk Togamas dan penerbit Indiva! Ditunggu acara-acara kece berikutnya. Kiss...kiss..
iiih, laporannya mantap surantap! gak nyangka, ternyata Andiena yang pas ketemu kelihatan pendiem, di sini jadi lincah banget kayak penari balet dapat voucher gratis masuk jalan tol seumur idup! hehe, sukses selalu Andiena, insya allah kita jumpa lagi ...
BalasHapusWaduuuh...kaget bin surprise deh, ternyata bang Boim mampir dimari. Ternyata modus kita sama, ya Bang. Seoalh-olah pendiem padahal aslinya hasil kloning petasan rawit. Ahahahahy.
BalasHapusMakasih untuk ilmunya, Bang. Maturnuwun sudah mengunjungi blog acakadut ini. Sukses terus buat Bang Boim Lebon. Amin..:)