16 Februari 2013

Cinta HARUS Memiliki




"Cinta Tak Harus Memiliki". 
Tagline ini masih  bertebaran di mindset para pemuja cinta dan fakir asmara seantero jagad raya.

Maaf.., bagi saya itu BULLSH*T. Semacam pameo yang berusaha menghibur mereka yang patah hati, sering dikhianati, ditolak pujaan hati, menyerah pada garis nasib, atau malah krisis percaya diri. 

Apa enaknya mencintai tanpa bisa memiliki? Dimana letak kenyamanan memasrahkan hati pada seseorang, sementara dia nya jadi milik orang lain? Betapa naifnya dikebiri perasaan rindu yang menjelma menjadi candu jika itu sebatas mimpi semu? Untuk apa memelihara cinta yang hanya mampu menyentuh bagian luarnya saja? Kata emak saya, it is wasting time, money, and energy. Dengan kata lain.... rugi bandar, sob!

Saya menemukan nukilan cantik pada salah satu cerita yang terkompulir dalam buku Rectoverso, karya Dewi Lestari (yang mulai 14 Februari sudah di film kan dalam bentuk omnibus).  Judulnya,  "Hanya Isyarat". Bait demi bait-nya mengguratkan ironi cinta tak termiliki:

 

Aku sampai di bagian
bahwa aku telah jatuh cinta
namun orang itu hanya dapat kugapai
sebatas punggungnya saja,
seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya
dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya,
seseorang yang hadir sekelebat
bagai bintang jatuh
yang lenyap keluar dari bingkai masa
sebelum tangan ini sanggup mengejar,
seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat
sehalus udara, langit, awan atau hujan,
seseorang yang selamanya harus dibiarkan 
berupa sebentuk punggung
karena kalau sampai ia berbalik, 
niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa




Huuuf...*tarik nafas panjang, sroooot*



Oom Mario Teguh pernah bilang, di dunia ini tercipta kosakata Rindu, Setia, Cemburu, dan Patah Hati karena memang semesta menasbihkan "Cinta Harus Memiliki".  Jika tidak ingin patah hati mendera, milikilah cinta. Destinasi terakhir dari 'jatuh cinta' adalah kebersamaan dengan orang yang kita cinta hingga sisa usia. "Lakukan apapun untuk menjadikan dia mencinta Anda!" (Mario Teguh, The Golden Ways). 

"Cinta yang memiliki" merupakan pondasi sekaligus esensi pernikahan yang hakiki. Menikah adalah wadah penyatuan dan pengkristalan cinta kita kepada pasangan. Ya, kalau saya sih bakalan nyesek permanen jika tidak bisa menikah dengan pria yang saya cintai. 

Lantas bagaimana dengan mereka yang mencintai pasangan orang lain? Cintakah itu? Well, cinta yang pada kenyataannya sulit digapai karena keadaan, sooner or later, akan menggerogoti kebahagiaan diri sendiri. Loh, kan ada jargon, "Aku bahagia jika melihat orang yang aku cintai bisa bahagia (walau bersama pria yang lainnya)". Jiaaaah...., itu cuma ada dalam script sinetron, man

Maafkan jika saya terlalu skeptis. IMHO, apabila hati kita sampai pada tataran 'mengikhlaskan' perasaan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai, sebenarnya perasaan 'cinta' itu sendiri telah mengalami transformasi. Bukan lagi cinta, namun sudah berubah wujud (walau tanpa disadari) menjadi rasa sayang ataupun simpati. Memang suatu pengejawantahan cinta yang absurd jika ditilik dari sudut pandang logika. Sebuah realita tak terbeli.

Agak menyimpang dari deskripsi diatas, truly saying, entah kenapa saya justru cenderung menikmati lagu-lagu yang liriknya bertemakan cinta yang tak termiliki ya? Bahkan playlist di henpon mayoritas dijejali lagu-lagu bertema fenomena cinta tak kasat mata.  Konon, menurut pengamat musik,  tema-tema seperti itu memang marketable. Widiiih, berarti dari jaman dulu, masyarakat kita ini memang rentan galau dong!

Eh, boleh curcol kan? Beberapa lirik nge-jleb favorit saya antara lain :

  • "...pedih aku rasakan, kenyataannya, cinta tak harus selalu miliki.." (Kahitna ~ Cinta Sendiri)
  • " ...percayalah kasih cinta tak harus memiliki, walau kau dengannya namun ku yakin hatimu untukku..." (Ecoutez ~ Percayalah)
  • "...aku tak bisa memiliki, menjaga cintamu....walau sesungguhnya hatiku mencintaimu, memilikimu..." (DYGTA ~ Tak Bisa Memiliki)
  • " ...andai rasa itu hilang, biarkan aku rasakan indah cinta dalam hati saja..." (Warna ~ Dalam Hati Saja)

Wah, malam minggu kenapa buntutnya selalu penggalauan diri gini sih? Kebiasaan, dah! Malu ama katak yang bergoyang, hoooi.

Alhamdulillah, bisa dipertemukan dengan pria yang saya cintai dan mencintai saya dalam sebuah ikatan suci perkawinan. Walau sekarang, selama hampir tujuh bulan kami terpisah beberapa mil, namun, pinjam istilahnya Pinkan Mambo,  cinta ini takkan usai. Ehem...

Insya Allah, awal bulan Maret, suami bisa kembali ke pelukan. Semoga selalu sehat lahir batin. Amin

Ah.., jadi deg-degan...*prepare lingerie transparan*


Selamat bermalam minggu, universe!




11 Februari 2013

Lagi Suka Ama Lagu Ini. Romantis, Miris, Melankolis. Haiiish


Gara-gara ngapelin mas-mas yang jaga counter Disctarra Solo Square, jadi nemu CD Sabrina Acoustic Love Notes. Pas liat list-nya, langsung penasaran ama lagu One Last Cry. Di rumah sih udah ada album One Last Cry versi penyanyi aslinya, Brian Mcknight, yang sukses bikin eike menggelepar-gelepar.

Ternyata, setelah denger versi akustik mba Sabrina, body ini ga sekedar menggelepar tapi onderdil di dalamnya udah sampai taraf kejang-kejang maksimal. Suaranya yang lembut khas penyanyi Filipina diramu dengan petikan gitarnya yang seksi...huaaaaa...ampuuuun mamaaak!! 


Huhuhu. Tiba-tiba ingatan ini terdampar pada masa-masa patah hati dan sakitnya dikhianati. 





Jadi tertarik mengoleksi seri Sabrina yang lain 

Di lagu One Last Cry, pas nyampai lirik "I saw you holding hands, standing close to someone else" jadi inget saat eike kangen banget ma gebetan, eh dia malah lagi dua-duaan ama wanita lain. Aiiiih...pedih, Jenderal. *cekik ayam tetangga*

Ah..masa lalu memang hanya untuk dikenang dan mau tak mau memang jadi bagian yang membentuk kita di masa sekarang. Cukup sesekali aja ditengok buat pembelajaran. Yang penting bagaimana kita hidup dan melangkah saat ini dan bersiap untuk masa depan. Iya kan mas Robin Van Persie-ku, sayang? Hihihi


ONE LAST CRY

(SABRINA - ACOUSTIC VERSION)

My shattered dreams and broken heart
Are mending on the shelf
I saw you holding hands, standing close to someone else
Now I sit all alone wishing all my feeling was gone
I gave my best to you, nothing for me to do
But have one last cry


Chorus:
One last cry, before I leave it all behind
I’ve gotta put you outta my mind this time
Stop living a lie
I guess I’m down to my last cry



Cry……


I was here, you were there
Guess we never could agree
While the sun shines on you
I need some love to rain on me
Still I sit all alone, wishing all my feeling was gone
Gotta get over you, nothing for me to do
But have one last cry


Chorus:
One last cry, before I leave it all behind
I’ve gotta put you outta my mind this time
Stop living a lie
I know I gotta be strong
Cause round me life goes on and on and on
And on…..


I’m gonna dry y eyes
Right after I had my
One last cry

Chorus:
One last cry, before I leave it all behind
I’ve gotta put you outta my mind for the very last time
Been living a lie
I guess I’m down
I guess I’m down
I guess I’m down…
To my last cry

04 Februari 2013

Diskonmu Meng-hakdesh Krompyangkan Duniaku

Hari Minggu itu memang ajaib. Sesuatu yang mustahil jadi mustajab. 

Ga percaya?

Jika di hari-hari kerja alias Senin sampai Sabtu rasanya maleeees jauh-jauhan dari kasur (yang efek sampingnya adalah berangkat ngantor kesiangan plus telat apel), tapi di hari Minggu ini daku bisa-bisanya bangun pagi dan tanpa malu-malu ngendon di kamar mandi. 

Ya maklum, tadi pagi aku mengemban misi khusus yang maha mulia yaitu...nge-mall. Eiits, jangan berpikir aku ini penganut aliran "hedonis", sob. Kalo paham "dompet tipis tapi maniak ngeksis" sih iya. 

Jadi sebenernya, aku ada janji mau ketemuan ama bonyok (bokap-nyokap) di Solo. Jarak yang terbentang antara Sragen (domisiliku saat ini) dan Semarang (rumah bonyok) membuat kami harus membuat nota kesepahaman dalam hal lokasi rendezvous. Seringnya sih bonyok jemput aku di Sragen untuk selanjutnya diculik paksa alias diajak jalan-jalan. Berhubung bokap malam ini mau ada acara, untuk menghemat waktu, diutuslah makhluk bahenol ini menunggu mereka di Paragon mall, Solo.

Saking semangatnya, nyampai di Paragon malah kepagian. Walhasil, pintu lobby masih tertutup rapat. Terpaksa puas lirik-lirikan ama mas security yang jaga di depan.  Mungkin karena ga tega liat tampangku yang pasrah dan terus-terusan mendesah (gara-gara belum sempet sarapan plus selama satu jam diguncang-guncang bus dengan kejamnya), akhirnya aku dipersilakan masuk. Aaaah...muucieh eaaaaaa *ketjoep mesrah*

Ngek ngoook! 
Sampai di dalam, aura kegelapan mulai terasa. Bukan apa-apa, lha wong memang lampu-lampu pada belum nyala. Stall, kios, dan gerai yang berderet di sana, belum pada buka. Huhuhu..sama aja boong, dong! Pegimane mau cuci mata? Kanan kiri rolling door ditutup rapet semua. Mana perut udah protes mulu minta diisi. 

Untunglah, ada seberkas cahaya terang...menyinari hidupkuuu..uwooo uwooo. Kedai Tong Tji! Lumayan buat ganjel usus yang meronta. 



Biasa di Ostrali, jadi sarapan mesti  susu coklat ama roti :p

Setelah ninggalin KTP ke mbak-mbak kasir (gara-gara dollar eike ga diterima), sosok kece ini langsung berkesot ria menuju tempat pujaan sepanjang masa. Ace Hardware dan Informa.




Hufh..., 
Tiap ngejogrok di tempat beginian, aku hanya bisa mengelus dada Reza Rahadian (errrrrggh...). Harganya bikin jantung ngap-ngap, napas megap-megap! Jadi ya aku jarang beli. Kecuali untuk barang yang udah diincar lama dan pas ada sale. Seringnya sih hanya menatap nafsu ke item yang dijual dilanjutkan dengan menatap nanar ke label harga. Berulang memandang terus-menerus hingga raga tergerus.  Sungguh miris, sob!

Tapi ga tau kenapa, jiwa ini selalu ketagihan pengen balik kesana. Seolah     ada daya magis yang mencengkeram sukma. Melototin semua barang (yang sumpeh keren mampus membahana badai Katrina) dari ujung ke ujung, sambil tak lupa komat-kamit baca mantra, "Tuhan, semoga Hary Tanoesoedibjo kena amnesia dan mewariskan semua hartanya kepada saya". Amin. 


Lagi syahdu-syahdunya ngiterin perkakas rumah tangga sembari nunggu pakne dan simbok yang tak datang jua, mata seksi ini tertumbuk pada barisan 'book-end' alias pembatas buku yang keren maksimal. Whoaaa...kalian luar biasaaaa....



Ajegile!! Dipatok 360 rebu rupiah per pasang!! *pingsan cantik*


Sesuai jargon dan prinsip yang aku pegang teguh dari jaman Mak Erot masih berjaya, bahwa "Fungsi saja tidak akan memuaskan Anda", maka penampilan sebuah barang tidak akan menarik perhatianku jika tidak bernilai seni dan kurang memuat unsur estetis. 

Misalnya, pembatas buku. Bahan stainless ataupun besi polos pun, sebenarnya cukup. Artinya, secara fungsi sudah sesuai sebagai 'penahan buku' yang kuat dan kokoh. Uhm, tapi (menurutku) itu terlalu monoton dan kurang memanjakan mata. Penciptaan sebuah benda yang tidak hanya mengacu pada basic function tetapi juga mempertimbangkan touch of art, tentu value nya berbeda. Bukankah benda yang bernilai seni itu lebih banyak dicari?

Ada kalimat unik kutemukan di akun twitter @deelestari (milik penulis Dewi Lestari)yang secara simpel namun bernas dapat merangkum kalimatku di atas.



Setuju  banget!


Setelah pupus harapan membeli book-end ajib yang harganya amit-amit, aku nerusin olahraga kaki ke rak stationery sambil berharap moga-moga ada book-end model lain yang harganya make sense, lebih rasional. 

Tahun kemarin pernah dapat di Informa Semarang, harganya waktu itu sekitar 85 rebu. Semacam pembatas buku yang masing-masing sisi kanan/ kirinya terdiri dari penggalan kata RE dan AD. Tiap balik ke Semarang, aku pasti mampir ke Informa. Siapa tau harga turun. Tapi teteeep aja  barang inceranku itu kagak pernah ketowel diskon. Hadeeeeh..pahit amat! Oh, ini penampakannya.


Waktu itu masih kebagian warna merah. I love it!


Eh, lagi enak-enaknya lirik kanan-kiri sambil sms nyokap, ternyata book-end inceranku lagi ada diskon 30%! Dari bandrol 90 rebu (harga naik sodare-sodare), bisa didapat dengan harga 63 rebu perak. 

Bahannya masih sama dengan punyaku diatas, cuma beda seri. Warna yang tersisa pun tinggal warna silver. Masih untung kebagian stock-nya. Di etalase cuma tersisa dua biji doang. Ulala..! Rela ga jajan dua minggu deh demi ginian.  *donatur mana donatur?????"



Sampai rumah langsung mendarat mulus

Akhirnya setelah gempor tiga jam ngubek-ngubek Paragon, simbok akhirnya muncul juga. Walau sebenarnya kaki ini udah meleleh pengen cepet-cepet menyelonjorkan diri, tapi daku (terpaksa) berusaha tabah nemenin beliau jalan-jalan. Yah.., daripada jadi anak durhaka terus dikutuk jadi Selena Gomez? 


Tapi untung simbok baik hati. Di akhir sesi bertemunya dua keluarga yang terpisah sekian lama, anak yang semlohai bin aduhai ini dapat kado ultah  juga. Walau sebenarnya udah telat sebulan gara-gara belum bisa ketemuan. Lumayan lah, daripada lumanyun?!





Sebelum dijamah dan dirobek paksa





Ini isi-nya.
Alhamdulillah, judul-judulnya sesuai target dan harapan pertiwi



Aiiiih..makasih simbok, pakne, dan adik-adikku.
Mwuaaaaach bassaaaaah




(malam Senin sambil mantengin match Liverpool vs City )